Suara Dukungan dari Tanah Air Atas Aksi Serangan Pasukan Hamas ke Israel: Aksi Membela Kemerdekaan Palestina

  


TVBERITANEWS.COM, JAKARTA - Aksi serangan pasukan Hamas ke Israel mendapatkan dukungan dari para tokoh hingga organisasi di tanah air.

Serangan Hamas di Gaza secara mendadak pada hari Sabtu, 7 Oktober menggempur Israel dari berbagai penjuru, baik udara, darat, maupun laut.

Kejutan yang dirasakan warga Israel itu bersamaan dengan perayaan Simchat Torah, salah satu hari paling menggembirakan dalam kalender Yahudi.

Hal-hal pemicu ketegangan yang telah lama berkecamuk antara Israel dan Palestina. Masalah perselisihan keduanya di antaranya terkait dengan kompleks Masjidilaksa yang sensitif, yang disucikan oleh umat Islam dan Yahudi serta tetap menjadi inti emosional dari konflik Israel dan Palestina.

Klaim masing-masing pihak atas situs ini, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Bukit Bait Suci, berujung pada kekerasan sebelumnya, termasuk perang berdarah selama 11 hari antara Israel dan Hamas pada tahun 2021.

Jusuf Kalla Sebut Tindakan Hamas ke Israel Upaya Rebut Kebebasan dan Kemerdekaan

Wakil presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) menyatakan aksi serangan pasukan Hamas ke Israel merupakan bagian dari perjuangan untuk merebut kebebasan dan kemerdekaan.

"Itu suatu tindakan yang luar biasa untuk kebebasan dan sebuah kemerdekaan," kata JK dalam keterangan tertulis di Jakarta, Antara, Minggu, 8 Oktober. 

JK yang juga tokoh perdamaian Aceh, Poso, dan Ambon ini menilai serangan Hamas ke Israel merupakan serangan mendadak dan jarang terjadi.

"Ini adalah suatu serangan yang dilakukan kerahasiaan, perencanaan luar biasa dan jarang terjadi," kata Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia itu.

MUI Sebut Serangan Hamas Jadi Momentum Bebaskan Rakyat Palestina

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan bahwa serangan balasan Hamas terhadap Israel bisa menjadi momentum bangsa Palestina memperkuat heroisme untuk membebaskan rakyat dan bangsa Palestina yang dijajah dalam kurun waktu yang panjang.

"Banyak momentum rakyat dan bangsa Palestina untuk meraih kemerdekaan," menurut Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional​​​​ Sudarnoto Abdul Hakim dikutip ANTARA, Minggu 8 Oktober

Menurut Sudarnoto, peristiwa tersebut juga seharusnya menjadi momentum bagi seluruh faksi Palestina seperti Fatah dan kelompok lainnya untuk bersatu padu mengkonsolidasi diri memperkuat upaya kemerdekaan bangsa Palestina.

"Kami berharap betul setiap momentum untuk kedaulatan dan kemerdekaan Palestina bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh setiap faksi Palestina. Dengan cara ini, maka Israel akan semakin kehabisan waktu dan kekuatannya".

"Serangan balasan Hamas merupakan reaksi terhadap tindakan sewenang-wenang otoritas Israel yang berlangsung sejak lama dan secara sistemik menghancurkan kedaulatan rakyat dan bangsa Palestina," katanya.

Peristiwa membelah Masjid Al Aqsa disertai dengan berbagai aksi provokatif kelompok Yahudi ekstrim melakukan ibadah di arena Al Aqsa juga menjadi salah satu pemicu serangan Hamas terhadap Israel.

"Ditambah dengan berbagai fakta pengkhianatan terhadap perjanjian yang dilakukan Israel, menggambarkan bahwa Israel memang harus membayar mahal. Serangan terbesar Hamas ini menjadi alat bayar Israel dan Israel tentu saja harus menanggung sendiri," katanya.

Bisa jadi, Israel akan menanggung beban yang lebih berat jika respons Israel dan negara-negara pendukung seperti Amerika dan NATO kontra produktif.

Lebih lanjut Sudarnoto menjelaskan bahwa Amerika dan NATO yang saat ini sedang menanggung bebannya masing-masing sebagai akibat perubahan politik global dan perang Rusia-Ukraina, sebaiknya tidak ikut memutarbalikkan fakta dengan menyatakan Hamas sebagai teroris.

Menurutnya, sikap tersebut justru akan merugikan Amerika dan NATO karena selama ini tidak pernah menyatakan keberaniannya untuk menegaskan bahwa Israel adalah penjajah dan teroris.

"Justru yang harus dilakukan secara tegas adalah ikut bersama-sama dengan masyarakat internasional lainnya yang mendukung perjuangan bagi terwujudnya kemerdekaan Palestina dan menghentikan imperialisme dan terorisme Israel," demikian Sudarnoto.

Ia juga mengecam balasan Israel yang membabi buta dan penuh amarah telah merusak Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

"Saya sangat menyesalkan apa yang dilakukan Israel. Israel harus bertanggung jawab. Israel benar-benar sudah hilang rasa respek kepada bantuan kemanusiaan yang dilakukan Indonesia melalui Mer-C," ujarnya.

Ratusan Warga Palestina Tewas di Jalur Gaza, Fadli Zon Kritik PBB yang Selama Ini Bungkam


Menyikapi tensi dan konflik yang memanas tersebut, Fadli Zon, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, meminta semua pihak obyektif dan adil dalam memberikan pernyataan. 

"Bagaimana kita meredakan kekerasan yang dapat menimbulkan korban sipil di kedua pihak. Apa yang terjadi sekarang ini akibat diamnya dunia internasional dan PBB atas penindasan yang dilakukan Israel atas rakyat dan tanah Palestina," tegas Fadli Zon dalam pesan elektronik yang diterima di Jakarta, Minggu, 8 Oktober. 

“Kita tak bisa menyebut Hamas teroris. Serbuan Hamas atas Israel adalah akibat penyerangan pendudukan Israel yang terus menerus terhadap Masjid Al-Aqsa, aneksasi atas tanah warga Palestina, provokasi sentimen anti-Palestina, yahudisasi yang terus meluas, dan blokade dan isolasi Jalur Gaza sejak tahun 2006 yang menyebabkan krisis kemanusiaan yang sangat parah. Ini gambaran umumnya,” papar Fadli Zon.

Wakil Ketua Umum Gerindra tersebut juga membeberkan contoh kejahatan Israel sepanjang tahun 2023. Menurut PBB sejak awal 2023, Israel telah membunuh hampir 300 warga Palestina di Tepi Barat. 

Demikian juga provokasi penyerbuan sekitar 4.000 pemukim Israel terhadap kompleks Masjid Al-Aqsa sepanjang Juni lalu. 

"Namun sayang, dunia internasional tak melakukan langkah konkret apapun, termasuk PBB. Ini penting untuk diingatkan," tegas dia.

Fadli Zon menyebutkan, apa yang tengah terjadi sekarang jelas-jelas sinyal dari kegagalan komunitas internasional termasuk PBB, negara-negara besar, dan lemahnya penegakkan tatanan dunia berbasis aturan.  Selama ini, berbagai kejahatan Israel seperti dibiarkan komunitas global termasuk PBB. Resolusi-resolusi PBB dilanggar terus-menerus oleh Israel. 

"Maka tak mengherankan rakyat Palestina di Gaza menggunakan hak perlawanannya untuk kembali ke tanah airnya. Ini seperti para pejuang kita dahulu melawan penjajah Belanda. Rakyat Palestina merasakan ketidakadilan global,” ujarnya.

Fadli Zon juga menyayangkan respons beberapa negara Barat yang cenderung berpihak ke Israel.

“Respon yang ditunjukkan beberapa negara besar seperti AS dan Inggris sangat pro Israel. Ini tentu saja tak akan menyelesaikan akar masalah. Jika ingin menurunkan tensi konflik di sana, negara-negara besar harus bersikap adil dan netral,” saran dia.

Pada sisi lain, Fadli Zon menyampaikan bahwa DPR selalu menyuarakan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina di berbagai forum parlemen. 

“Kita akan terus memberikan dukungan kepada Palestina, termasuk di Sidang Umum Parlemen Dunia di Luanda, Angola, 23 Oktober mendatang. Kita akan meminta dunia bersikap adil dan obyektif terhadap bangsa Palestina,” pungkas dia.

Pemerintah Indonesia Prihatin, Minta Konflik Palestina dan Israel Segara Dihentikan

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, menyampaikan keprihatinan atas meningkatnya eskalasi konflik antara Palestina dan Israel.

"Indonesia sangat prihatin dengan meningkatnya eskalasi konflik antara Palestina-Israel," bunyi pernyataan Kemlu yang dikutip dari X pada Minggu 8 Oktober.

Kemlu juga meminta agar tindakan kekerasan segera dihentikan untuk menghindari semakin bertambahnya korban manusia.

"Akar konflik tersebut, yaitu pendudukan wilayah Palestina oleh Israel harus diselesaikan, sesuai parameter yang sudah disepakati PBB," lanjut Kemlu.

KSP: Indonesia Terus Dorong Penyelesaian Palestina-Israel hingga Perdamaian Abadi Tercapai

Kantor Staf Presiden (KSP) mendukung penuh konsistensi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk berperan aktif mewujudkan perdamaian permanen bagi Palestina.

Hal itu dikatakan Tenaga Ahli Utama KSP Siti Ruhaini Dzuhayatin menanggapi konflik antara kelompok militan Palestina Hamas dengan Israel yang terjadi beberapa hari ini.

"Indonesia terus mendorong seluruh anggota PBB agar secara serius menyelesaikan konflik Palestina-Israel sehingga tercapai perdamaian abadi," kata Ruhaini di Jakarta, Minggu 8 Oktober.

Ruhaini menegaskan kemerdekaan Palestina merupakan amanat konstitusi Indonesia, yakni kemerdekaan hak semua bangsa. Selain itu, kemerdekaan Palestina juga mandat KTT Non Blok yang diprakarsai Indonesi pada 1955 di Bandung yang masih belum tercapai.

Untuk itu, kata dia, Indonesia secara konsisten mendorong diplomasi internasional bagi kemerdekaan Palestina, dan mengupayakan penguatan kapasitas Palestina dalam kerjasama di bidang birokrasi, ekonomi, dan pendidikan.

Lebih lanjut, Ruhaini menjelaskan pemerintah Indonesia melalui Kemenlu telah mendorong Palestina dan Israel untuk menahan diri, dan terus mengupayakan jalan damai dalam menyelesaikan masalah kedua negara. Penyelesaian konflik harus menyentuh akar masalah, yaitu kepatuhan pada konvensi PBB tentang solusi dua negara di kawasan yang diperebutkan.

"israil harus mematuhi konvensi PBB tersebut dengan menarik mundur pasukan dan menghentikan agresi pada wilayah pendudukan di Palestina," tuturnya

Pada kesempatan itu, Ruhaini juga menyatakan sikap KSP yang mengutuk keras konflik dan kekerasan antara dua pihak Palestina dan Israel. “Konflik dan kekerasan ini harus dihentikan karena sudah menyebabkan korban jiwa, baik yang meninggal maupun luka-luka,” tandasnya.***

(sumbur : westjavatoday.com)