HELOBEKASI.COM, CIANJUR - Puluhan warga di Desa Ciharashas, Kecamatan Cilaku, Cianjur mengalami keracunan usai memakan nasi kotak yang dibagikan saat acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Minggu (1/10) malam.
Acara tersebut diadakan di Kampung Kebon Manggu Desa Ciharashas, Kecamatan Cilaku. Saat acara telah selesai panitia membagikan nasi kotak kepada warga yang hadir.
Diketahui nasi kotak tersebut di dalamnya nasi dengan telur dan bihun sebagai lauknya. Sebagian besar menyantap nasi kotak setelah sampai di rumah bersama anak dan anggota keluarga lainnya.
Jumlah korban keracunan di Kampung Kebon Manggu RT 04/07, Desa Ciharashas, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur tercatat mencapai 78 orang.
Puluhan warga tersebut mengalami gejala pusing, mual, dan muntaber setelah menyantap hidangan setelah acara Perayaan Hari Besar Islam (PHBI), Minggu (1/10).
Sofiyah, Bidan Desa Ciharashas mengatakan, saat ini jumlah warga yang mengalami keracunan tercatat ada sebanyak 78 orang, terdiri dari 30 anak-anak dan 48 lainya dewasa.
"Penangan warga yang mengalami keracunan sempat dilakukan di musola atau madrasah di sekitar lokasi kejadian karena jarak ke Puskesmas dan Rumah Sakit jauh," katanya pada wartawan, Senin (2/10).
Dari puluhan korban itu lanjut dia, yang sempat ditangani di musala tersebut, empat di antaranya di rujuk ke RSUD Cianjur empat orang, dua di RS Dr Hafidz, dan empat lainya di Puskesmas Cilaku.
"Hingga pagi tadi korban yang sempat pulang, kembali lagi ke musala, karena kembali mengalami gejala mual pusing, dan muntaber. Jadi korban yang masih ditangani di musala ada tiga orang," katanya.
Ia mengatakan, puluhan warga yang mengalami keracunan tersebut rata-rata rasakan gejala mual, pusing, dan muntaber, hingga dehidrasi.
"Saat ini beberapa korban yang masih menajalani penangan dan perawatan kondisinya sudah mulai membaik," kata dia.
Sejumlah sampel makanan yang diduga mengakibatkan puluhan korban keracunan telah dibawa ke Labotarium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat.
Kabid Pencagahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Cianjur, Frida Laila Yahya, mengatakan, sampel makanan itu akan diuji untuk mengetahui apakah tercemar zat berbahaya atau tidak.
"Hasilnya akan keluar sekitar satu hingga dua minggu," kata dia.
Maka, untuk mendapatkan kepastian penyebab keracunan massal itu, pihaknya akan menunggu hasil dari laboratorium.***
(sumber : westjavatoday.com)
Social Plugin