Relawan MER-C Laporkan 2.215 Warga Palestina Wafat, RS Indonesia Tak Sanggup Menampung

 


HELOBEKASI.COM, JAKARTA - Relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Reza Aldilla melaporkan situasi terkini dari Gaza, Palestina. Relawan mengatakan banyaknya serangan dari Israel, membuat Rumah Sakit (RS) Indonesia di Palestina tidak dapat membendung korban yang berjatuhan.

Menurutnya serangan terakhir Israel terjadi di pasar pengungsian Jabalia, di utara Jalus Gaza. Bombardir oleh jet tempur Israel ini mengakibatkan banyak korban jiwa.

"Karena banyaknya korban yang jatuh sehingga kamar mayat yang ada di RS Indonesia, tidak lagi mampu menampung dan terpaksa banyak sekali jasad-jasad yang harus diletakkan di luar," kata Reza melalui video yang ditampilkan dalam acara Komunitas Pejuang Subuh Masjid Raya Pondok Indah bertajuk 'Silaturahim Online Dunia ke-169: Live Report From Gaza', Minggu (15/10/2023).

Berdasarkan informasi yang dihimpun sejak Sabtu (14/10/2023), Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Farid Thalib menyatakan bahwa 2.215 jiwa wafat syahid, di antaranya 458 perempuan dan 724 anak-anak.

"Yang luka-luka 8.704 jiwa, 1.536 wanita dan 2.450 anak-anak, 10 tenaga medis syahid akibat serangan Israel yang diluncurkan saat sedang mengevakuasi warga yang meninggal dan luka-luka," ujar Farid.

Secara terpisah, relawan MER-C lainnya, Fiqri Rofiul Haq juga menyampaikan Israel masih membom Gaza, bahkan serangan yang dilancarkan kini dari tiga sisi, baik udara, darat, dan laut.

"Saat ini aktivitas warga tidak banyak yang bisa dilakukan bahkan suara adzan saja sudah tidak pernah terdengar, karena sudah ratusan ribu (dari) mereka (yang) mengungsi ke tempat yang mereka anggap aman. Seperti sekolahan milik PBB dan juga RS, salah satunya RS Indonesia," ucap Fiqri.

Masyarakat Gaza, sambung dia, juga tengah menghadapi krisis pangan, listrik dan air bersih. Fiqri mengaku sudah dua kali ke mini market sekitar, kondisinya banyak sekali rak makanan yang sudah kosong. Di samping itu, ia juga menyampaikan stok obat mulai menipis.

"Saya berharap gerbang perbatasan antara Mesir dan Gaza cepat di buka agar bantuan-bantuan negara bisa cepat masuk dan tersampaikan oleh masyarakat Gaza yang saat ini membutuhkan," tutur dia

Diketahui hingga saat ini, koneksi internet di Gaza juga sudah dimatikan, oleh karena itu komunikasi hanya bisa dilakukan dengan koneksi RS Indonesia di Gaza dan menggunakan jaringan 2G.***

(sumber : westjavatoday.com)