Hasil Pemeriksaan CCTV Kasus Tewasnya Anak Pamen TNI AU, Bunuh Diri Atau Dibunuh?

 



HELOBEKASI.COM, JAKARTA - Kasus Penemuan jenazah Anak perwira menengah (Pamen) TNI AU berinisial CHR (16) ditemukan meninggal minggu (24/9/23) di Lanud Halim Perdanakusuma dalam kondisi terbakar terus didalami pihak kepolisian

Polisi telah memeriksa 10 saksi pada kasus penemuan jenazah CHR tersebut, dua di antaranya adalah orang tua korban.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Metro Jakarta Timur Kombes Leo Simarmata di Polres Metro Jakarta Timur, menjelaskan polisi baru bisa meminta keterangan dari orang tua CHR pada Jumat.

Sebab, meski kooperatif untuk dimintai keterangan, di hari-hari sebelumnya mereka masih dalam keadaan trauma.

Saat ini, lanjut Leo, polisi masih akan memeriksa sejumlah saksi. Pemeriksaan rekaman CCTV juga terus berlanjut demi pengungkapan kematian CHR.

Hasil analisis polisi, 4 dari 18 CCTV diperiksa merekam detik-detik sebelum CHR (16), anak perwira menengah (pamen) TNI AU, ditemukan tewas terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Penyidik mengidentifikasi bahwa CHR tiba ke pos itu seorang diri dengan mengayuh sepeda pada Minggu setelah petang.

Rekaman CCTV juga menunjukkan bahwa CHR membawa sebuah tas ransel di punggungnya. Penyidik menduga kuat tas itu digunakan untuk menyimpan sejumlah barang yang ditemukan di sekitar jasad CHR, yakni sebilah pisau, pakaian, dan map.

Leonardus menambahkan, rekaman CCTV juga merekam tidak ada orang lain yang masuk ke pos itu selain CHR.

"Dari empat CCTV yang merekam kegiatan korban (dari luar pos), korban (berada di dalam pos) sendiri. Kami sudah tarik (rekaman) sebelum dan sesudah peristiwa," ungkap Leonardus.

Sedangkan Ketika terbakar di kawasan Pos Spion Lanud Halim Perdanakusuma, anak perwira menengah (Pamen) TNI AU inisial CHR (16) disebut masih hidup.

Namun demikian, Leonardus menegaskan, penyidik tidak serta merta dapat menyimpulkan bahwa CHR melakukan bunuh diri.

Sebab, tidak ada rekaman CCTV yang menunjukkan hal tersebut. Satu kamera CCTV yang menyorot persis ke depan pos diketahui tidak berfungsi. Ia memastikan, rusaknya kamera CCTV itu sudah terjadi lama, bukan dirusak oleh pihak tertentu.

Oleh sebab itu, penyidiknya akan tetap bekerja profesional dengan metode scientific crime investigation untuk mengungkap perkara tewasnya CHR. tim Puslabfor Bareskrim Polri, Subdirektorat Jatanras Polda Metro Jaya, dan Satuan POM Lanud Halim Perdanakusuma, dilibatkan dalam penyelidikan ini.

Sebelum tiba di TKP Menurut Leo, rekaman CCTV menunjukkan tidak ada gelagat aneh pada CHR sebelum ia pergi ke pos itu menggunakan sepeda.

Bahkan, CHR sempat bertemu dengan ayahnya yang merupakan perwira menengah TNI AU sesaat sebelum pergi.

Ia menegaskan, berdasarkan keterangan orang tua CHR, sang ayah bertemu dengan korban sekitar pukul 18.40 WIB.

"Sekitar pukul 18.40 WIB, (sebelum CHR) meninggalkan rumah, masih bertemu dengan bapaknya," ujar Leonardus.

Total, sudah 10 orang saksi yang diperiksa. Ia belum bisa mengungkap apa hasil pemeriksaan terhadap orangtua CHR dan meminta publik menunggu hasil penyelidikan lengkap.***

(sumber : westjavatoday.com)