HELOBEKASI.COM, JAKARTA - Video yang beredar di media sosial X, dulu bernama Twitter, terdapat sebuah video berdurasi 49 detik. Dalam video, Ganjar Pranowo yang mengenakan kaos berwarna putih sedang berlari dan terlihat menyalami warga yang berada di pinggir jalan.
Terlihat Ganjar menggenggam sesuatu. Para warga yang disalami Ganjar tersebut menyampaikan syukur dan ucapan terima kasih.
Bahkan, warga yang disalami Ganjar tersebut juga terlihat menggenggam sesuatu usai disalamin Ganjar, dan memasukkan yang diduga uang tersebut ke dalam kantong celana maupun jaket.
Namun demikian, belum diketahui kapan video tersebut dibuat, apakah ketika Ganjar sudah ditetapkan sebagai Bacapres, atau belum. Maupun apakah video tersebut dibuat ketika Ganjar masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, atau sudah tidak menjabat lagi.
"Teruslah berbagi pak @ganjarpranowo saya berprasangka baik ini sedekah yang ikhlas bukan karena copras capres. Saya +thinking ini memang sifat pak Ganjar suka sedekah. Tapi kenapa Mbak @NajwaShihab g tanyakan ini ya kemarin? Padahal udah ketemu. Malah yg ditanya pak Prabowo," Tulis akun @nikoefriza, penggunggah video.
Sementara itu, akun @ekowboy2 melalui media sosial X (Twitter), membagikan video yang memperlihatkan Ganjar Pranowo membagi-bagikan uang saat lari pagi. “Mestinya yang dicecar Najwa Shihab soal politik uang bukan Pak Prabowo tapi Ganjar. Ini fakta terang benderang!” tulis dia.
Respons Warganet
Video tersebut sontak mengundang berbagai respons dari warganet.
"@NajwaShihab juga pinter kali dia tau konteks. Kamu tau konteks money politic gimana? kamu buzzer Anies keliatan botolnya gaada bedanya sama buzzer Ganjar," komentar warganet.
"Politik uang itu harus dilihat konteksnya, orang bersedekah koq dianggap politik uang. Akibat dukung capres pelit ya begitu, enggak pernah mau keluar duit buat sedekah, selalu berharap bantuan tim relawan," imbuh warganet lain.
"Sing paling darmawan," tulis warganet di kolom komentar.
"Kampungan banget caranya GP nyari simpati," timpal lainnya.
Respons KPK
Jurubicara Bidang Penindakan dan Kelembagaan KPK, Ali Fikri mengingatkan, bahwa KPK sudah melakukan kampanye tolak politik uang sebagai bagian dari pencegahan korupsi, serta sosialisasi agar proses demokrasi Pemilu 2024 berjalan dengan antikorupsi.
"Kalaupun itu benar (bagi-bagi uang) bahwa itu bagian dari proses untuk mempengaruhi pemilih dan sebagainya, ya itu saya kira cara-cara yang bertentangan dengan apa yang sedang kita upayakan, agar demokrasi ini berjalan dengan jujur, dengan bersih, dengan antikorupsi," kata Ali kepada wartawan, Minggu (24/9).
Sejauh ini kata Ali, pihaknya juga telah memberikan pembekalan antikorupsi kepada partai politik yang menjadi peserta Pemilu 2024 melalui program Politik Cerdas Berintegritas (PCB) Terpadu.
"Proses-proses untuk mengawal demokrasi ini kan KPK juga berkoordinasi terus dengan pihak KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara pemilu, dan juga peserta pemilu dalam hal ini partai politik serta masyarakat," pungkas Ali.
Respons Bawaslu
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) berjanji bakal mengkaji video viral yang menayangkan aksi bagi-bagi duit yang dilakukan oleh Bacapres PDIP Ganjar Pranowo, saat sedang berolahraga lari pagi.
"Kami akan jadikan sebagai informasi awal (video Ganjar bagi-bagi duit) untuk ditindaklanjuti pengawas pemilu dalam bentuk penelusuran, hasil dari penelusuran ini akan kita kaji dan selanjutnya menentukan sikap ada atau tidak pelanggarannya," kata anggota Bawaslu, Puadi.
Apabila ditemukan pelanggaran, kata Puadi, Ganjar bisa dijerat pasal tindak pidana. Namun, tindak pidana ini hanya berlaku kepada peserta Pemilu pemberi uang bukan masyarakat menerima duit tersebut.
"Yang jelas dalam regulasi kepemiluan kita praktik politik uang dimaknai sebagai tindak pidana hanya dibatasi tempusnya pada masa kampanye, masa tenang dan pada tahap pemungutan suara," kata Puadi menjelaskan.
“Pelaku maupun penerima politik uang bisa dijerat Undang-Undang Pemilu Nomor 7 tahun 2017, dengan sanksi pidana berupa kurungan penjara selama tiga tahun dan denda paling banyak Rp 36 juta,” tutur dia menambahkan.
Respons Aktivis Antikorupsi
Peneliti Pusat Studi Anti Korupsi (SAKSI) Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah alias Castro turut merespons video bacapres PDIP, Ganjar Pranowo yang melakukan aksi bagi-bagi uang sembari lari pagi, dinilainya sebagai bagian dari upaya politik uang.
Ia mendesak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bertindak tegas bukannya membisu dan berdiam diri. "Jadi Bawaslu mestinya berada pada barisan paling depan untuk mengawasi siapapun, baik bakal calon maupun timnya, yang menggunakan pendekatan politik uang dalam menarik dukungan," ujar Castro.
Aktivis antikorupsi ini menekankan esensi demokrasi harus diselamatkan jelang Pemilu 2024. Sebab, Sebab demokrasi sudah cukup lama dipasung oleh politik uang.
"Jadi tidak bisa terus didiamkan. Cara kotor ini membuktikan jika penyakit ini masih dikontribusikan oleh para elit politik," kata Castro menegaskan.
Dia khawatir, dengan ongkos politik mahal pada kampanye ketika terpilih nanti calon kandidat tersebut melakukan upaya 'balik modal' mengeruk uang negara.
"Implikasinya, saat terpilih nanti para calon ini tentu akan berpikir bagaimana ongkos politik yang mahal ini harus dikembalikan, bahkan berkali kali lipat," tutur Castro.
Jogging Sambil Bagi-bagi Uang, Eko Widodo Sebut Ganjar Lebih Layak Dicecar Pertanyaan Politik Uang Ketimbang Prabowo
Pegiat Media Sosial Eko Widodo mengungkapkan bakal Calon Presiden PDIP, Ganjar Pranowo lebih layak dicecar pertanyaan politik uang, jika dibandingkan dengan Prabowo Subianto.
“Mestinya yang dicecar Najwa Shihab soal politik uang bukan Pak Prabowo tapi Ganjar,” kata Eko melalui unggahannya di X, Kamis (21/9/2023).
Hal itu menanggapi pertanyaan Najwa dalam acara yang digelar di Universitas Gajah Mada (UGM) pada Selasa (19/9/2023) kemarin.
Bukti Ganjar melakukan politik uang, kata dia lebih terang. Bahkan diunggah langsung melalui TikTok @ganjarpranowofc.
Video itu menampilkan Ganjar sedang berolahraga, dengan berlari di pinggir jalan. Saat ia menemui orang, Ganjar memberikan uang yang berada di tangannya pada orang tersebut.
Hal itu berkali-kali dilakukan, pada tukang becal, petugas kebersihan dan bahkan anak sekolah.
“Ini fakta terang benderang!” ujar Eko.
Sementara itu, Nahwa pada acara di UGM pada Selasa (19/9) diketahui mencecar Prabowo dengan pertanyaan soal politik uang.
Mulanya, Najwa menanyakan salah satu Ketua Umum Koalisi Indonesia Maju uang bagi-bagi uang Rp50 ribu ke nelayan. Yakni Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Prabowo menjawab Menteri Perdagangan itu tidak nyapres, tidak nyagub, tidak nyaleg, tidak nyabup. Bahkan tidak mau jadi kepala desa pun.
“Jadi dia orang yang suka sedekah. Saya kenal Pak Zulkifli Hasan. Dia di Lampung membangun sekolah unggulan, sekolah unggulan yang dibangun dengan uang sendiri. Dia seorang pengusaha, sebelum masuk politik dia pengusaha. Dia berpihak pada rakyat, dia duka sedekah. Dia sekali lagi tidak nyaleg, tidak nyagub, tidak nyabup, tidak mau jadi wali kota, tidak mau jadi presiden,” jelas Prabowo.
Najwa pun kembali mencecar dengan pertanyaan. Meski tidak mencalonkan diri sebagai apapun, kata Najwa, Zulkifli Hasan merupakan ketua umum partai yang ikut Pemilu 2024.
“Tapi dia ketua umum partai yang mau partainya dipilih Pak. Menggunakan atribut PAN atau warna yang menyerupai PAN. Apakah itu Anda mau bilang tidak apa-apa terima uang, tapi jangan coblos PAN begitu?” ucap Najwa.
Prabowo pun menyeruput air yang ada di sampingnya. Lalu melakukan gerakan dengan tangan meliuk-liuk seperti menari.***
(sumber : westjavatoday.com)
Social Plugin