Rocky Gerung Hadiri Panggilan Bareskrim Polri Sambil Menari

 



HELOBEKASI.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Rocky Gerung hadir memenuhi panggilan penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum (Ditipidum) Bareskrim Polri. Rocky Gerung diperiksa sebagai terlapor dalam kasus dugaan penyebaran hoaks dan fitnah yang dilaporkan sejumlah relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Rabu (6/9/2023).

Rocky datang mengenakan kemeja biru muda dan celana panjang abu-abu tiba di Gedung Bareskrim Polri sekitar pukul 10.10 WIB. Sambil menelepon seseorang ia nampak berdansa menghampiri awak media yang telah menunggu kedatangannya.

"Joget-joget aja," ujar Rocky. 

Saat ditanya persiapan menghadapi pemeriksaan, Rocky langsung membuka tasnya. Alih-alih menunjukkan dokumen, Rocky justru mengeluar botol minuman isotonik.

"Mau lihat," seloroh Rocky. 

Rocky juga menjelaskan alasan dirinya tidak bisa hadir pada Senin (4/9/2023) lalu. 

"Saya minta ditunda, mestinya kemarin Senin, tapi saya kasih kuliah di Pesantren di Sukabumi. Jadi enggak mungkin dibatalin. Saya minta tolong Bareskrim untuk tunda hari ini," ujar Rocky, kepada wartawan.

Saat ditanya persiapan kehadirannya untuk klarifikasi, Rocky justru menyinggung omongan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait permasalahannya. Ia mengatakan akan mengikuti seluruh proses hukum yang ada.

"Kata Pak Jokowi, masalahnya masalah kecil, kenapa dibawa ke markas besar (ketawa). Udah enggak apa-apa, entar tunggu aja habis selesai," kata dia.

"Gua udah di sini, artinya gua mau ikuti," sambung Rocky.

Laporan terhadap Rocky ini imbas dari pernyataannya yang dinilai oleh sebagian pihak memuat unsur kebencian, SARA (suku, agama, ras, antargolongan), dan menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pernyataan itu sempat ditayangkan di kanal YouTube milik Refly Harun.

Pernyataan itu terkait orasinya saat acara Konsolidasi Akbar Aliansi Aksi Sejuta Buruh bersama Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di Bekasi pada Sabtu (29/7/2023).

Rocky menyinggung mengenai langkah Presiden Jokowi yang menurutnya pergi ke China untuk menawarkan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Namun, dalam orasi tersebut, dia menyebut juga kata-kata "bajingan" dan kata "tolol" yang dinilai sebagai kata makian dan menghina presiden.***

(sumber : westjavatoday.com)