NasDem Nyatakan Akan Laporkan Sejumlah Petinggi Demokrat ke Bareskrim

 



HELOBEKASI.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum NasDem, Ahmad Ali, menyatakan akan melaporkan sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat ke Bareskrim Polri pada hari ini, Senin (4/8).

"Benar (SBY akan dilaporkan)," kata Ali saat dikonfirmasi, Minggu (2/9). 

Ali menjawab pertanyaan soal rencana NasDem melaporkan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Bareskrim.

"Ada beberapa orang pengurus DPP Demokrat yang akan kita laporkan," imbuhnya.

Namun, Ali enggan mengungkap lebih lanjut soal dugaan kasus dalam laporan tersebut. Dia mengatakan pihaknya akan menyampaikan pengumuman resmi soal itu pada Senin (4/8) besok.

Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief yang merespon konfirmasi. Namun ia tak menjawab soal rencana laporan NasDem tersebut.

Demokrat telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan sekaligus mencabut dukungan kepada Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Namun, sejumlah pengurus Demokrat sempat menyatakan kritik keras kepada Anies dan NasDem usai dikabarkan akan segera menggelar deklarasi bersama bersama Muhaimin Iskandar alias Cak Imin pada Sabtu (2/9).

pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, menanggapi encana Partai Nasdem melaporkan petinggi Partai Demokrat dinilai terlalu berlebihan. Apalagi kalau ternyata tak ada unsur pidana dalam laporan tersebut.

"Bisa enggak kita enggak main polisi? Masa politik begini pakai polisi-polisian, seperti sebuah kejahatan saja. Kalau memang misalnya mengungkapkan kata-kata kasar, kata-kata keras, ya di-counter dong dengan sebuah penyikapan," ucap pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, dalam unggahan di kanal YouTube "Ulas Berita" yang dikutip redaksi, Senin (4/9).

"Kalau misalnya belum memerintah saja sudah main polisian, bagaimana nanti kalau memerintah?" sambungnya.

Refly meminta Nasdem untuk menghargai ruang berpendapat atau berdebat. Sehingga aksi Nasdem mempolisikan sejumlah pengurus Demokrat justru menimbulkan pertanyaan besar.

Dalam pandangan Refly, wajar Demokrat emosi. Karena Demokrat berpikir mereka akan bisa menempatkan wakil presiden pada Pilpres 2024 mendatang.

"Tapi kalau main kuat-kuatan, main hebat-hebatan, main lobi-lobian, main siapa yang punya kuasa dan lain sebagainya ya enggak asyik politik ini. Politik justru asyik kalau orang bisa membangun argumentasi secara cerdas tidak perlu pakai perangkat hukum," tuturnya.

Demokrat hingga kini belum menentukan arah koalisi dan dukungan capres usai mencabut dukungan ke Anies. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan menggelar rapat internal bersama pengurus pusat.***

(sumber : westjavatoday.com)