Kudeta Pemerintahan Gabon! Militer Gulingkan Rezim Bongo Usai Berkuasa 55 Tahun

 



HELOBEKASI.COM, JAKARTA - Setelah berkuasa selama 55 tahun lebih, Presiden Gabon, Ali Bongo Ondimba langsung menjadi tahanan rumah usah dikudeta militer di negaranya pada Rabu (30/8/2023).

Diketahui Ali Bongo berkuasa selama 14 tahun sejak tahun 2009 pasca-kematian ayahnya, Omar Bongo, sedangkan sang ayah telah berkuasa sejak 1967. 

Menurut laporan BBC, Presiden Ali Bongo sempat meminta bantuan dan mendesak para pendukungnya “angkat suara”. Namun hal itu tak mampu mencegah kudeta. 

Saat Ali Bongo dijadikan tahanan rumah, militer juga menangkap putranya karena dituduh melakukan pengkhianatan. 

Setelah Ali Bongo digulingkan, pasukan elite langsung mengumumkan Jenderal Brice Oligui Nguema sebagai pemimpin masa transisi.

Dilansir dari Reuters, terjadinya kudeta militer digabon dikarenakan selama 14 tahun rezik Ali Bongo menjabat, pihaknya tidak mampu membenahi krisis dan ketimpangan antara warga Gabon.

Kudeta tersebut mulai dilancarkan saat Pemilihan Umum (pemilu) sebelumnya Ali Bongo kembali menang untuk ketiga kalinya dengan memperoleh 64,27 persen suara

Pihak militer pun tidak menerima hasil Pemilu tersebut karena diduga ada kecurangan seperti pemilihan sebelumnya dan langsung melakukan aksi kudeta militer terhadap Ali Bongo.

“Pemerintahan yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diprediksi yang mengakibatkan kohesi sosial yang terus berlanjut yang berisiko membawa negara ini ke dalam kekacauan,” ujar seorang tentara dalam sebuah pernyataan. 

Pasukan elite militer Gabon sebenarnya sempat melakukan kudeta pertama pada 2019 lalu namun gagal. 

Empat tahun berselang, kudeta berhasil dilakukan saat Presiden Ali Bongo menghadapi banyak tuduhan korupsi hingga kecurangan Pemilu. 

Di awal kekuasaanya, Ali Bongo sempat menjanjikan kepada masyarakat Gabon akan melestarikan hutan hujan dan gajah hutan di Gabon. 

Gabon sendiri terkenal sebagai salah satu negara penghasil minyak dan mineral terbesar di Afrika bagian tengah. 

Banyak masyarakat Gabon mengharapkan kekayaan tersebut dapat dibagi secara lebih adil. 

Mirisnya, kekayaan minyak dan mineral yang melimpah itu tak mampu dibagikan secara merata sehingga menimbulkan ketimpangan hingga hampir sepertiga dari 2,3 juta penduduk Gabon hidup di bawah garis kemiskinan.***

(sumber : westjavatoday.com)