Hujan Diprakirakan Mulai Turun November, Berikut Sebaran Kekeringan dan Kebakaran Hutan di Jabar



HELOBEKASI.COM, BANDUNG - Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Jawa Barat, dampak kekeringan ekstrim yang kini tengah terjadi periode 1 Januari - 4 September 2023. 

Tahun ini tercatat sudah menjangkau 15 kabupaten/kota di Jawa Barat dengan warga terdampak menembus 51.067 KK (kepala keluarga) terdampak. Kekeringan juga memicu kebakaran hutan dan lahan seluas 313,9 hektare.

BPBD Jawa Barat mencatat data daerah terkena dampak kekeringan sebarannya berada di 156 desa di 63 kecamatan di Jawa Barat. Bantuan air bersih yang disalurkan hingga saat ini sudah menembus 1,472 juta liter air bersih.

Kabupaten Bogor menjadi daerah dengan dampak kekeringan terluas yakni tersebar di 71 desa dengan 27.299 KK terdampak, bantuan air bersih yang disalurkan mencapai 693 ribu liter. Disusul Kabupaten Bekasi yang mencatatkan 19 desa terdampak kekeringan dengan 5.299 KK terdampak, bantuan air bersih yang disalurkan menembus 340 ribu liter.

Selanjutnya Kabupaten Sukabumi dengan 15 desa terdampak( 7.399 KK); Kota Sukabumi dengan 14 desa terdampak (2.875 KK terdampak); Kabupaten Bandung dan Subang masing-masing 8 desa terdampak; Ciamis 7 desa terdampak; Majalengka 4 desa terdampak; Kabupaten Cirebon dan Purwakarta masing-masing 2 desa terdampak; serta Kota Bogor, Garut, Karawang, dan Pangandaran masing-masing 1 desa terdampak.

Sementara kebakaran hutan dan lahan di Jawa Barat dalam data yang dihimpun sejak 1 Januari 2023 hingga saat ini tersebar di 46 kecamatan di 15 kabupaten/kota. Terbanyak terjadi di Kuningan di 2 kecamatan dengan area hutan dan lahan terbakar seluas 164,2 hektare.

Disusul Majalengka di 8 kecamatan dengan area hutan dan lahan terbakar seluas 40,3 hektare; Subang tersebar di 3 kecamatan dengan area hutan dan lahan terbakar seluas 27 hektare; Kabupaten Cirebon 3 kecamatan dengan area hutan dana lahan terbakar 25,4 hektare; Kabupaten Bandung Barat di 1 kecamatan dengan area hutan dan lahan terbakar seluas 16,5 hektare; Kabupaten Bandung di 3 kecamatan dengan area hutan dan lahan terbakar seluas 11 hektare; serta Sumedang 7 kecamatan dengan area hutan dan lahan terbakar seluas 11 hektare.

Selebihnya terjadi di Garut, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Purwakarta, dan Kota Sukabumi masing-masing area hutan dan lahan terbakar luasnya kurang dari 1 hektare.

Pranata Humas Ahli Muda BPBD Provinsi Jawa Barat Hadi Rahmat Hardjasasmita mengatakan, gubernur Jawa Barat saat ini sudah memberlakukan siaga darurat kekeringan. 

“Siaga kekeringan yang ditetapkan dalam SK Gubernur itu dari tanggal 1 Agustus 2023 sampai 31 Oktober 2023,” kata dia, Rabu, 6 September 2023.

Hadi mengatakan, data tersebut dihimpun sejak 1 Januari 2023. Awal musim kemarau di sejumlah daerah berbeda-beda. BMKG memperkirakan puncak kemarau terjadi pada Agustus-September 2023 ini. 

“Sekarang ini dampaknya sudah mulai ke seluruh wilayah Jawa Barat,” kata dia.

Hujan Diperkiraan Mulai Turun di Bulan November

Prakirawan BMKG Bandung, Iid Mujtahiddin, memperkirakan El Nino masih terjadi pada Oktober. Dilihat dari peta prakiraan curah hujan, November baru mulai turun hujan, namun waktu turunnya berbeda-beda di setiap wilayah.

"Sebagian wilayah bagian barat sudah lumayan hujannya, tapi wilayah lain masih kategori rendah curah hujannya. Agustus-September merupakan puncak musim kemarau dengan curah hujan paling rendah dalam setiap bulannya," kata Iid.

Dengan musim hujan yang diprediksi baru terjadi pada November, dia meminta warga tetap melakukan penghematan air bersih. "Pada saat terjadi hujan skala lokal bisa dimanfaatkan untuk panen air hujan," kata Iid.

Dia meminta agar pihak berwenang mencegah potensi penyebaran karhutla. Lalu melakukan penyesuaian pola tanam dengan kondisi cuaca saat ini.***

(sumber : westjavatoday.com)