HELOBEKASI.COM, JAKARTAPresiden China Xi Jinping bersama dengan Partai Komunis China (PKC) berencana untuk “menulis ulang” Alquran agar sesuai dengan nilai-nilai keyakinan partai, yakni nilai konfusianisme.
Dilansir dari Daily News, Alquran edisi terbaru akan dibuat setelah dievaluasi ulang oleh PKC, yang mana dalam isinya tidak boleh berisi konten yang bertentangan dengan keyakinan PKC dan harus sesuai dengan perkembangan zaman.
Rencana ini sudah ada sejak 2016 dan telah didiskusikan pada 2019 di sebuah pertemuan yang diadakan oleh Komite Urusan Etnis dan Komite Nasional Agama, menghadirkan sebanyak 16 ahli agama dalam konferensi tersebut. Rencana 10 tahun ini akhirnya akan direalisasikan tahun ini.
Ketua Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok Wang Yang menekankan bahwa sistem keagamaan di negara mereka harus memiliki karakteristik China. Para pejabat yang hadir dalam konferensi tersebut juga menyetujui arahan Wang ini.
Selama konferensi berjalan, Wang juga mengklaim bahwa dengan menulis kembali kitab-kitab agama, mereka dapat mencegah nilai ekstremisme dan ideologi yang bertentangan dengan konfusianisme.
Tentunya keputusan tersebut mengundang kritik global terhadap China. Keputusan tersebut tidak hanya berlaku untuk kitab suci Alquran, tetapi juga kitab agama lain, seperti Alkitab.
Menanggapi hal tersebut, salah satu Peneliti China di Amnesty International Patrick Poon menyampaikan pendapatnya bahwa rencana tersebut menunjukkan pemerintah China yang sangat manipulatif.
“Dalam banyak hal, kontrol pemerintah China, termasuk penyensoran terhadap Alkitab dan Al-Quran, telah memutarbalikkan doktrin-doktrin dari teks-teks agama ini dan juga agama-agama tersebut. Tidak ada kebebasan beragama yang sejati,” ungkap Poon, sebagaimana dikutip dari Daily News.
Menurut laporan Fox News, para pejabat PKC setempat juga memaksa gereja-gereja Protestan untuk mengganti “Sepuluh Perintah Allah” dengan sebuah kutipan Xi Jinping yaitu “Jangan ada ilah laindi hadapan-Ku”.
Sebelumnya, sejumlah laporan berupa dokumen mengenai doktrinisasi masyarakat Muslim di Xinjiang juga bocor. Laporan tersebut berisi bahwa para umat Islam dipaksa untum mengonsumsi daging babi dan wajib berbicara dalam bahasa Mandarin.
Proyek 10 tahun yang direncanakan PKC dan Presiden Xi Jinping untuk merombak teks-teks suci dalam Alquran, Alkitab, dan kitab-kitab agama lainnya merupakan upaya Xi Jinping untuk membuat umat beragama di China lebih mengabdi pada partai mereka dibandingkan Tuhan, sebagaimana dikutip dari Fox News.***
(sumber : westjavatoday.com)
Social Plugin