Sumur Galian Kering, BPBD Kabupaten Bekasi Salurkan Bantuan Air Bersih Untuk Warga

 



HELOBEKASI.COM, KABUPATEN BEKASI - Sedikitnya 1.050 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terkena dampak kemarau berkepanjangan yang menyebabkan kekeringan. Sumur yang selama ini menjadi sumber air bersih andalan warga mulai mengering dan sudah tidak dapat menghasilkan air bersih.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi yang mulai mengirimkan bantuan air bersih kepada warga yang terdampak kekeringan.

Koordinator petugas lapangan BPBD Kabupaten Bekasi, Abdul Hamidi menjelaskan warga yang terkena dampak kekeringan berada di tiga kecamatan, meliputi Serang Baru, Bojongmangu, dan Cibarusah. Pihaknya mulai melakukan pendistribusian air bersih di tiga kecamatan tersebut.

“Hari ini kami mendistribusikan bantuan air bersih bagi 500 kepala keluarga (KK) di Kecamatan Serang Baru, 50 KK di Bojongmangu, dan 500 KK di Kecamatan Cibarusah,” ujarnya.

Dia menambahkan proses pendistribusian air bersih dilakukan secara door to door, kecuali untuk beberapa rumah yang tidak dapat diakses oleh truk pengangkut air karena akses jalan yang tidak memadai.

“Salah satu kendalanya ada beberapa warga yang tidak terjangkau akses truk pengangkut air, sehingga kami memutuskan untuk mengumpulkan warga di satu titik. Jadi, warga harus mengangkut sendiri menggunakan jeriken,” tandas Hamidi.

Hamidi menegaskan bahwa pasokan air bersih ini akan dilakukan setiap hari dengan menggunakan tiga unit truk tangki, masing-masing dengan kapasitas 5.000 liter. Sumber air bersih diambil dari berbagai tempat penampungan PDAM di sekitar lokasi.

Warga di Kampung Babakan, Desa Sukasari, Kecamatan Serang Baru, Siti Aminah menyebut masalah kekeringan telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir. Saat ini situasinya semakin parah ketika sumur galian sudah tidak lagi menghasilkan air.

Untuk menutupi kebutuhan rumah tangga, warga terpaksa harus membeli air bersih lima ribu rupiah per galon. Dalam satu hari warga membutuhkan air bersih minimal tiga galon.

“Di sini kalau kekeringan saya biasanya pakai air galon, beli Rp5.000 per galon, sangat memberatkan ya karena itu juga belum cukup, buat mandi saja dicukup-cukupin,” kata Siti.

Hal sama diutarakan Dwi Sumiarti warga lainnya. Untuk keperluan sehari-hari, dia mengaku harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli air bersih imbas mengering sumur di rumahnya.

“Satu hari kita beli air 10 jerigen ke yang punya air. Satu jerigen harganya seribu. Kita terpaksa beli karena memang perlu banget buat keperluan kita,” kata dia.

Warga mengapresiasi bantuan air bersih yang diberikan oleh BPBD dan PDAM Tirta Bhagasasi. Ia berharap wilayah mereka akan dihubungkan dengan jaringan pipa PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Sementara itu Ketua RT 13 Desa Sukasari, Muhidin mengatakan setidaknya ada 500 KK yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau tahun ini. Dia menjelaskan bahwa biasanya warga mereka mengandalkan sumur gali. Namun saat ini banyak sumur yang sudah mengering atau menghasilkan air yang keruh.***
(sumber : westjavatoday.com)