4 BUMN Akan Dibubarkan Erick Tohir, Berikut daftarnya

 


JAKARTA, HELLOBEKASI.COM - Menteri BUMN Erick Tohir akan membubarkan empat perusahaan BUMN dalam waktu dekat.

Keempat perusahaan BUMN tersebut adalah PT Merpati Nusantara Airlines, PT Istaka Karya, PT Kertas Leces, dan PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (PANN).

Sebelumnya, Erick Tohir telah membubarkan tiga perusahaan BUMN, yaitu PT Kertas Kraft Aceh, PT Industri Gelas (Persero), dan PT Industri Sandang Nusantara (Persero).

"Jadi yang empat BUMN lainnya pada intinya masih ada proses, apalagi seperti Istaka Karya dan Merpati Nusantara Airlines itu terdapat homologasi,” kata Erick Thohir melalui keterangannya, dikutip Sabtu (19/3/2022).

“Sedangkan dua BUMN lainnya hanya proses administrasi seperti tiga BUMN yang sudah dibubarkan," imbuhnya.

Sejumlah perusahaan BUMN ini dibubarkan lantaran sudah tidak beroperasi sejak lama. 

Oleh karena itu, Erick Tohir mengambil keputusan untuk membubarkannya agar memberikan kepastian bagi karyawannya dan pihak-pihak lain yang terkait.

Daftar perusahaan BUMN yang akan dibubarkan

Erick Tohir menjelaskan bahwa pihaknya sedang mengkaji beberapa 7 perusahaan BUMN yang akan dibubarkan.

Tiga dari tujuh perusahaan BUMN tersebut telah dibubarkan. Sementara 4 dari sisanya sedang dalam proses pembubaran.

Berikut daftar 4 perusahaan BUMN yang akan dibubarkan:

PT Merpati Nusantara Airlines

Maskapai Merpati Nusantara Airlines pertama kali mengudara pada tahun 1962.

Kemudian, perusahaannya yang dinamai PT Merpati Nusantara Airlines didirikan pada 31 Oktober 1978. Di tahun yang sama, PT Merpati Nusantara Airlines menjadi anak perusahaan Garuda Airways.

Kendati demikian, perolehan muatan (load factor) Merpati Nusantara Airlines terus mengalami penurunan dan memburuk pada awal Februari 2014.

Di tahun yang sama, Merpati Nusantara Airlines berhenti beroperasi lantaran memiliki masalah keuangan dan telilit utang mencapai Rp 10,95 triliun.

PT Istaka Karya

PT Istaka Karya merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi. Perusahaan ini berdiri pada 1979 dengan nama PT ICCI (Indonesian Consortium of Construction Industries).

PT ICCI kemudian berganti nama menjadi PT Istaka Karya (Persero) yang menangani proyek-proyek pemerintah di beberapa daerah, seperti reklamasi Bitung Manado, Plaza Batamindo, hingga kereta bandara YIA.

Kendati demikian, PT Istaka Karya sempat tak menggarap sejumlah proyek dan tertinggal jauh dengan BUMN konstruksi lainnya

Perusahaan BUMN ini mengalami masa sulit sejak 2019 dan 2020 lantaran kesulitan mendapatkan proyek.

Di awal 2019, kesulitan mandapat proyek tersebut lantaran tender proyek ditunda sampai pemilu berakhir. Sementara awal 2020, perusaan BUMN ini ikut terdampak akibat terjadinya pandemi Covid-19.

PT Kertas Leces

PT Kertas Leces merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang produksi kertas yang berlokasi di Probolinggo, Jawa Timur

Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1939 dan mulai beroperasi pada tahun 1940.

Pada PT Kertas Leces dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Surabaya pada September 2018 lalu.

Sebelumnya, pada 2010, perusahaan ini sempat berhenti beroperasi lantaran kehabisan bahan bakar. Selain itu, PT Kertas Leces juga terbelit persoalan keuangan sehingga terlambat membayar gaji para karyawannya.

Total tagihan PR Kertas Lecet mencapai Rp 2,124 triliun. Satu per satu tim kurator perusahaan ini menjual dan melelang aset mereka.

PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (PANN)

PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (PT PANN) merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pengembangan armada niaga nasional, yaitu investasi kapal.

Perusahaan ini berdiri sejak 1974 di era Orde Baru.

PT PANN juga bergerak di bidang telekomunikasi dan navigasi maritim serta jasa pelayaran untuk usaha jasa sektor maritim, seperti membuat sistem monitoring kapal, estimasi keberangkatan dan kedatangan kapal, informasi cuaca, dan kondisi cuaca.

Namun perusahaan tersebut dianggap tidak memberikan keuntungan bagi negara.

Bahkan, perusahaan ini sempat mempekerjakan 7 karyawan namun mendapatkan suntikan dana yang cukup besar.***